Defenisi Pembelajaran kontekstual
mesut_atha@khan ^_^
Pengertian Pembelajaran Kontekstual CTL / Contextual
Teaching and Learning Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi
siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan
mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer)
dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan
situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang
sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching
and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan
transferring diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara
maksimal.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah
membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi
daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
bekerja ber-sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
2.
Tujuh indicator pembelajaran kontekstual
Sesu-atu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari
apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan
kontekstual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelaaran efektif, yakni:
konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment).
a. Konstruktivisme(constructivism)
Saat satu landasan teoritik
pendidikan complicated termasuk CTL adalah teori pembelajaran konstruktivis,
pada pendekatan ini menekankannpentingnya siswa mwmbangun sendiri pengetahuan
mereka melalui keterlibatan aktif proses belajar mengajar.
Konstruktivisme
merupakan landasan berpikir(filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas.siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.landasan berpikir konstruktivisme
lebih menekankan pad strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa
banyak siswa memperoleh dan mengingst pengtahuan.
b. Inkuiri
(inquiry)
Inkuiri merupakan bagian inti
dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan buka hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi
hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan memenukan, apa joke materi
yang diajarkannya, siklus inkuiri terdiri dari
-
Observasi
-
Bertanya
-
Mengajukan
dugaan
-
Pengumpulan
interprectation dan penyimpulan
Menurut
sanjaya (2009 : 265) langkah-langkah
kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut :
1.
Merumuskan
masalah
2.
Mengajukan
hipotesis
3.
Mengumpulkan
data
4.
Menguji
hipotesis berdasarkan interprectation yang ditemukan
5.
Membuat
kesimpulan
c. Bertanya
(Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang selalu diawali dari “bertanya” bertanya dalam pembelajaran dipandang
sebagai kegiatan guru untuk endorong, membimbing, dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
Kegiatan
Tanya jawab dilakukan oleh guru dan siswa, petranyaan guru digunakan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan
mengevaluasi cara berpikir siswa, sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud
keingintahuan.
Tanya
jawab dapat diterapkan antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke
kelas.
d. Masyarakat
belajar (learning community)
Masyarakat belajar adalah
kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk
berbagi pengalaman dan gagasan. Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan
agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.
Kerja
sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar
grave maupun lingkungan yang terjadi secara alamiah.
Masyarakat
belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah.
Dalam
masyarakat belajar, dua kelompok yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran
saling belajar satu sama lain. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila
tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, setiap pihak harus merasa bahwa
setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman atau keperampilan yang
berbeda yang perlu dipelajari.
e. Pemodelan
(modeling)
Menurut Sanjaya (2009) pemodelan
adalah sesuatu yang dapat ditiru oleh siswa untuk memudahkan, memperlancar, dan
membangkitkan ide dalam proses pembelajaran. Model dapat diperoleh dari guru,
siswa atau dari luar sekolah yang relevan dengan konteks dan materi yang sedang
menjadi topic bahasan.
Pemodelan
dalam konteks ini adalah kegiatan mendemonstrasikan suatu kinerja agar siswa
dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang
diberikan, guru memberikan indication tentang “how to sense” (cara belajar) dan
guru bukan satu-satunya model.
f.
Refleksi (reflection)
Refleksi adalah cara berpikir
tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang
sudah kita lakukan di masa yang lalu dan merupakan respon terhadap kejadian
serta aktivitas atau pengetahuan baru yang diterima atau dilakukan.
Melalui
proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif
siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
Refleksi
bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum
diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan.
Menurut
Hanafi dan sahana (2009) pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu agar
siswa melakukan refleksi yang diwujudkan dalam bentuk berikut :
1.
Pertanyaan
langsung tentang yang diperoleh hari itu
2.
Jurnal
belajar dibuku pribadi siswa
3.
Kesan
dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu
g. Penilaian
autentik (authentic assessment)
Assesmen adalah proses
pengumpulan berbagai interprectation yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa. Gambaran perkembangan beajar siswa perlu diketahui oleh guru
agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah untuk mencari
informasi tentang belajar siswa.
Pembelajaran
yang benar harus menekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari
(learning how to learn), bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin
informasi diakhir periode pembelajaran.
3.
Penerapan
CTL
Sesuai
dengan factor kebutuhan particular siswa, maka untuk dapat mengimplementasikan
pembelajaran dan pengajaran kontekstual di dalam kelas menurut Hanafiah dan
Suhana(2009 : 27) guru harus :
1. Merencanakan
pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally appropriate)
siswa.
2. Membentuk
organisasi belajar yang saling tergantung (interdependent guidance groups).
3. Mempertimbangkan
keragaman siswa (diversity of student)
4. Menyediakan
lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan
3 karakteristik umumnya (kesedaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi
berkelanjutan).
5. Memperhatikan
multiintelegensi (multiple intelligences) siswa.
6. Menggunakan
teknik bertanya (questing) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan
pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
7. Mengembangkan
pikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk
bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru
(contrutivism)
8. Mengfasilitasi
kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan ketarampian
melalui penemuannya sendiri(bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
9. Mengembangkan
sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan(questing)
10. Menciptakan
masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerja sama antar
siswa.
11. Memodelkan
(modeling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan baru.
12. Mengarahkan
siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari
13. Menerapkan
penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).
mesut_atha@khan ^_^