atha
soal

1. Jelaskan tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, dan
berikan masing-masing contohnya !

2. Sebutkan 7 aspek kebutuhan individu menurut Maslow. Dari ketujuh
aspek tersebut, yang manakah yang merupakan kebutuhan anak usia
Sekolah Dasar dan anak usia Sekolah Menengah (SMP dan SMA). Jelaskan !

3. Angkatlah satu permasalahan yang sering terjadi pada remaja dewasa
(SMA), kemudian sikap dan tindakan apa yang harusnya dilakukan guru di
Sekolah untuk mengatasi masalah tersebut !

4. Bagaimana sistem pembelajaran yang cocok diterapkan bagi orang
dewasa, jelaskan secara rinci !


jawab
atha


Soal
Cermati kondisi kelas di bawah ini :
1.      Di dalam satu kelas jumlah siswa ada 50 orang dan kemampuan kognitif di bawah rata-rata.
2.      minat belajar siswa sangat rendah
3.      siswa kurang aktif pada proses belajar mengajar berlangsung
4.      rata-rata siswa memiliki tipe belajar visual\
5.      alat bantu atau alat peraga lengkap
Pertanyaan :
a.       dari kondisi tersebut tentukan model, pendekatan serta metode yang cocok untuk menangani kondisi tersebut.
b.      Uraikan langkah-langkah pembelajarannya.

Jawab :
1.      Menurut saya model, pendekatan serta metodenya adalah :
a.       Model pembelajaran kooperatif
b.      Metode picture and picture di kombinasikan dengan metode team games tournament (sesuai dengan tipe belajar visual).

Picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi pasangan logis. sedangkan\
Metode team games tournament adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktifitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mangandung unsure permainan dan reinforcemenent.

2.      Langkah-langkah
Picture and picture
-          Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
-          Menyajikan materi sebagai pengantar.
-          Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
-          Guru menunjukkan siswa secara bergantian mengurutkan gambar – gambar menjadi urutan yang logis.
-          Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan tersebut guru mulai menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Team games tournament
-          penyajian kelas : pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru.
-          Kelompok (team) : kelompok biasanya terdiri dari 4 atau 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan rasa tau etnik.
-          Game : game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan kelompok.
-          Tournament : biasanya tournament dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentase kelas dan kelompok sudah melakukan lembar kerja.
-          Team recognize (penghargaan kelompok) : guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila memenuhi criteria yang ditentukan.  



atha
Tari tor-tor
sebanyak banyaknya orang batak yang tinggal di malaysia
lebih banyak orang batak yang tinggal di batak...

ha...ha..ha..ha
tari tor-tor punya indonesia bro tp karna indah diambil deh oleh org malaysia
lagi pula daripada tari itu punah lebih baik dikembangkan di negara lain...
makanya, sebagai pelajaran bagi bangsa semua kalangan pemerintah juga masyarakat untuk lebih dikembangkan kesenian tradisional indonesia
kalau dunia sudah tahu tari-tarian tradisional tidak perlu di daftarkn oleh unesco....biarpun di setiap pergelaran seni di malaysia menggunakan tari-tarian indonesia tidak akan berpengaruh karna toh dunia sudah tahu tentang asal usul tari itu..

sebagai contoh : barongsay adalah tarian tradisional cina yg dilakukan oleh orng2 keturunan tionghoa di seluruh dunia dan dunia telah mengetahui tentang tsarian tersebut...jadi di belahan dunia mana saja tari barongsay ditampilkan n biarpun tidak di daftrkn pada unesco tari-tarian barongsay sudah melekat pada org2 tionghoa...

atha
  Defenisi Pembelajaran kontekstual


Pengertian Pembelajaran Kontekstual CTL / Contextual Teaching and Learning Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.

 Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja ber-sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).


2.      Tujuh indicator pembelajaran kontekstual
           
Sesu-atu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).


a.      Konstruktivisme(constructivism)
Saat satu landasan teoritik pendidikan complicated termasuk CTL adalah teori pembelajaran konstruktivis, pada pendekatan ini menekankannpentingnya siswa mwmbangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif proses belajar mengajar.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir(filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.landasan berpikir konstruktivisme lebih menekankan pad strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingst pengtahuan.

b.      Inkuiri (inquiry)
Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan buka hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang  merujuk pada kegiatan memenukan, apa joke materi yang diajarkannya, siklus inkuiri terdiri dari

-          Observasi
-          Bertanya
-          Mengajukan dugaan
-          Pengumpulan interprectation dan penyimpulan

Menurut sanjaya (2009 : 265) langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut :
1.      Merumuskan masalah
2.      Mengajukan hipotesis
3.      Mengumpulkan data
4.      Menguji hipotesis berdasarkan interprectation yang ditemukan
5.       Membuat kesimpulan

c.       Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang selalu diawali dari “bertanya” bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk endorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan Tanya jawab dilakukan oleh guru dan siswa, petranyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa, sedangkan pertanyaan siswa merupakan wujud keingintahuan.
Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.



d.      Masyarakat belajar (learning community)
Masyarakat belajar adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.
Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar grave maupun lingkungan yang terjadi secara alamiah.
Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah.
Dalam masyarakat belajar, dua kelompok yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar satu sama lain. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman atau keperampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.

e.       Pemodelan (modeling)
Menurut Sanjaya (2009) pemodelan adalah sesuatu yang dapat ditiru oleh siswa untuk memudahkan, memperlancar, dan membangkitkan ide dalam proses pembelajaran. Model dapat diperoleh dari guru, siswa atau dari luar sekolah yang relevan dengan konteks dan materi yang sedang menjadi topic bahasan.
Pemodelan dalam konteks ini adalah kegiatan mendemonstrasikan suatu kinerja agar siswa dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan, guru memberikan indication tentang “how to sense” (cara belajar) dan guru bukan satu-satunya model.

f.        Refleksi (reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu dan merupakan respon terhadap kejadian serta aktivitas atau pengetahuan baru yang diterima atau dilakukan.
Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
Refleksi bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan.
Menurut Hanafi dan sahana (2009) pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu agar siswa melakukan refleksi yang diwujudkan dalam bentuk berikut :
1.      Pertanyaan langsung tentang yang diperoleh hari itu
2.      Jurnal belajar dibuku pribadi siswa
3.      Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu

g.      Penilaian autentik (authentic assessment)
Assesmen adalah proses pengumpulan berbagai interprectation yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan beajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa.
Pembelajaran yang benar harus menekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir periode pembelajaran.


3.      Penerapan CTL
            Sesuai dengan factor kebutuhan particular siswa, maka untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual di dalam kelas menurut Hanafiah dan Suhana(2009 : 27) guru harus :
1.      Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally appropriate) siswa.
2.      Membentuk organisasi belajar yang saling tergantung (interdependent guidance groups).
3.      Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of student)
4.      Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya (kesedaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).
5.      Memperhatikan multiintelegensi (multiple intelligences) siswa.
6.      Menggunakan teknik bertanya (questing) yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
7.      Mengembangkan pikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contrutivism)
8.      Mengfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan ketarampian melalui penemuannya sendiri(bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
9.      Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan(questing)
10.  Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerja sama antar siswa.
11.  Memodelkan (modeling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
12.  Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari
13.  Menerapkan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).



mesut_atha@khan ^_^
atha


PERKEMBANGAN ORANG DEWASA

A. Pengelompokan kelompok usia dewasa terbagi atas 3, yaitu:
1.      Dewasa muda : 20 – 40 tahun
2.      Dewasa : 40 – 65 tahun
3.      Dewasa lanjut : diatas 65 tahun

B. Perkembangan Orang Dewasa/
* Karakteristik Perkembangan Fisik Orang Dewasa
1.      Pada masa dewasa muda tinggi badan maksimal naik sekitar 2-3 cm kecuali dengan latihan-latihan yang luar biasa, tinggi badan orang dewasa bisa naik sedikit lebih tinggi lagi.
2.      Pertambahan berat badan pada orang dewasa berjalan terus menerus dan bisa tidak beraturan sesuai dengan pola kebiasaaan hidup, terutama kebiasaan mengkonsumsi makanan.
3.      Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik seperti kekuatan tulang dan otot akan terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan yang diikuti serta hobi aktivitas fisik yang diminati.
4.      Perkembangan fungsi-fungsi keturunan sudah semakin matang sehingga sudah merupakan masa yang cukup baik untuk pembinaan rumah tangga, melahirkan, dan membina keturunan.
* Karakteristik Perkembangan Intelektual Orang Dewasa
Pada masa dewasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti, paling tinggi pada masa ini IQ meningkat 5 point. Walaupun demikian, kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa masih terus berkembang, lebih meluas dan mendalam. 
Menurut Schaine, perkembangan intelektual manusia dibagi dalam 5 tahap:
1.      Tahap Pemerolehan : berlangsung pada masa anak dan remaja. Pada tahap ini pengetahun dan keterampilan yang diperoleh belum digunakan untuk kepentingan kehidupannya dalam masyarakat.
2.      Tahap Penguasaan : berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an. Pengetahuan dan ketrampilan digunakan untuk mencapai keunggulan dan kemandirian untuk kemajuan karir dan kehidupan yang dijalani.
3.      Tahap Tanggung Jawab : berlangsung pada usia akhir 30-an sampai akhir 60-an. Pengetahuan dan pemikiran digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan dalam lingkuang keluarga, masyarakat dan pekerjaan.
4.      Tahap Eksekutif : berlangsung pada usia 30-an sampai awal 60-an. Pengetahuan digunakan untuk mengemban tanggung jawab lebih luas dalam sistem kemasyarakatan (sistem jabatan yang dipegang).
5.      Tahap Reintegrasi : berlangsung pada usia 60 tahun ke atas. Karena pada tahap ini telah terjadi penurunan kemampuan berpikir, maka perhatian dan pemikiran mereka  lebih terarah kepada mengisi waktu yang masih tersisa, menghadapi kehidupan selanjutnya, setelah kematian.
* Karakteristik Perkembangan Moral Orang Dewasa
            Perkembangan moral pada orang dewasa lebih cenderung kepada meningkatnya rasa kepedulian dan keadilan, tetapi antara pria dan wanita memiliki perbedaan dalam penerapannya. Pria lebih banyak berpikir dan memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah keadilan, sedangkan wanita lebih peduli terhadap perhatian, perawatan, dan pemeliharaan kepada orang atau kelompok khusus.
* Karakteristik Perkembangan Karir Orang Dewasa
            Bekerja merupakan tuntutan dan karakteristik utama di masa dewasa. Sesuai tuntutan kehidupan modern saat ini, orang bekerja bukan hanya untuk penghasilan tetapi juga pengembangan karir. Keadaan ini ditunjukkan pada kemauan besar pada masa adolesen (remaja akhir, transisi ke masa dewasa muda) untuk melanjutkan studi pada jenjang yang tinggi ( S1, S2, dan S3) yang merupakan persiapan dan bagian pengembangan karir.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa
* Kekuatan Fisik
            Bagi kebanyakan individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan duapuluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Kekuatan fisik memiliki pengaruh yang cukup besar, orang dewasa yang mempunyai hambatan fisik ( kesehatan buruk) maka mereka tidak dapat mencapai keberhasilan dalam pekerjaan/pergaulan.
* Kemampuan Motorik
            Kemampuan motorik orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara usia duapuluhan dan tigapuluhan. Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik. Dengan bekal kemampuan motorik yang baik, orang dewasa dapat melaksanakan tugas dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-tugas perkembangannya. Hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan pekerjaan.


* Kemampuan Mental
            Kemampuan mental mencapai puncak pada usia duapuluhan, kemudian sedikit demi sedikit menurun. Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik. Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap ketrampilan-ketrampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas-tugas perkembangan orang dewasa.
* Motivasi untuk Berkembang
            Pada usia dewasa, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, mulai membina keluarga, dll. Motivasi untuk berkembang menjadi hal penting untuk pemenuhan tugas-tugas orang dewasa.
* Model Peran
            Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa. Seringkali orang dewasa yang memperpanjang pengaruh teman sebaya pada masa remaja cenderung akan memperpanjang masa remaja mereka dan mengabaikan tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa.










IMPLIKASI KARAKTERISTIK SISWA TERHADAP
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
A. Implikasi karakteristik anak SD pada pendidikan
1. Karakteristik Anak SD yang pertama adalah senang bermain : implikasinya, Guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan didalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pembelajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang-seling antara mata pelajaran yang serius seperti matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani.
2. Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak : implikasinya, Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
3. Karakteristik yang ketiga adalah senang bekerja dalam kelompok : implikasinya, Guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4. Karakteristik yang keempat adalah senang merasakan atau melakukan/memeragakan sesuatu secara langsung  : implikasinya Guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
            Di samping memperhatikan karakteristik anak SD, implikasi pendidikan dapat pula bertolak dari kebutuhan siswa. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya seperti belajar berjalan, belajar melempar-menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya, belajar membaca dan menulis, berhitung, dll. Dengan demikian, pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
B. Implikasi karakteristik perkembangan anak usia sekolah menengah ( SMP & SMA )
1. Karakteristik perkembangan fisik pada usia remaja berlangsung sangat cepat, pada masa ini ciri-ciri sekunder dari perkembangan remaja seperti tumbuh bulu pada laki-laki dan menstruasi pada remaja putri. Implikasinya bahwa Guru hendaknya menerapkan satu model pendidikan yang memisahkan laki-laki dan perempuan untuk mata pelajaran tertentu seperti biologi dan penjas.
2. Karakteristik perbedaaan perkembangan bahasa dimana bahasa gaul yang hanya dipahami oleh kelompok atau geng mereka membuat siswa terkadang jadi membenci pelajaran bahasa asing. Implikasinya bahwa guru harus memiliki  kebijaksanaan dan pemahaman mendalam sehingga siswa yang biasanya mengalami kesulitan pada bidang studi sensitif seperti bahasa asing bisa diatasi dengan baik.
3. Karakteristik perbedaan perkembangan kognitif diantara siswa remaja memberikan implikasi bahwa guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaaan individual siswa atau membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk siswa-siswa yang unggul dan siswa yang lambat.
4. Karakteristik perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan
     Karakteristik perilaku sosial siswa sekolah menengah adalah adanya kecenderungan keinginan untuk menyendiri dan terkadang ingin pula bergaul dengan banyak teman, keinginan untuk bebas dari dominasi pengaruh orang tua.
     Karakteristik pada aspek moral, usia remaja adalah usia yang kritis untuk menguji kaidah-kaidah, nilai etika atau norma dengan kenyataaan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa.
     Karakteristik pada aspek keagamaan adalah anak usia sekolah menengah memasuki masa kritis dan skeptis dimana mereka mempertanyakan eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan Tuhan.
     Implikasi dari perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan anak usia sekolah menengah adalah pendidikan hendaknya dilaksanankan dalam bentuk kelompok-kelompok belajar atau perkumpulan remaja yang positif. Sekolah hendaknya menciptakan suasana dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan terbentuknya kelompok-kelompok remaja yang mempunyai tujuan dan program-program kegiatan yang positif berdasarkan minat siswa.
C. Implikasi karakteristik perkembangan orang dewasa
Karakteristik paling menonjol dari perkembangan orang dewasa yaitu menurunnya kemampuan fisik seperti jarak pandang yang sudah berkurang serta pendengaran yang kurang jelas, dsbnya. Implikasinya bahwa pendidikan bagi orang dewasa hendaknya menerapkan sistem pembelajaran berikut.
a. Dengan metode penemuan sendiri, dengan sistem ini maka proses belajar lebih terpusat pada peserta didik.
b. Belajar pemecahan masalah. Dengan metode ini pserta didik diarahkan untuk menemukan jawaban terhadap situasi tertentu atau permasalahan ternetu.
c. Belajar konsep dimana orang dewasa belajar aturan-aturan yang merupakan kemampuan mersepon terhadap keseluruhan isyarat.